Strada.sch.id–Dalam sebuh kelas tatap muka sebelum masa Pandemi Covid 19, ketika saya menyampaikan “anak-anak apa yang kalian ketahui dari kata REFLEKSI?”. Lalu ada yang secara lantang mengatakan “merenung, melihat kembali kejadian masa lampau, melihat kedalam diri, dll”. Namun ada juga yang diam entah mengerti atau tidak pernah mendengar kata itu. Tetapi ada juga yang dengan tegas mengatakan “tidak tau!”. Dari situ, saya sedikit mendapat gambaran bahwa kemungkinan anak tersebut bukan berasal dari sekolah Katolik. Secara umum biasanya sekolah Katolik mengenalkan bahkan ada yang mempraktikkannya secara terus-menerus apa itu REFLEKSI. Lebih-lebih sekolah-sekolah Katolik yang bernaung dalam kongergasi Serikat Jesus (SJ). Para Pastur meneladani spririt yang diajarkan oleh St. Ignatius Loyola sekaligus menjadi pendiri ordo Serikat Jesus. Hal itu sering disebut sebagai LATIHAN ROHANI. Sikap dan teladan kerohanian St. Ignatius juga diyakini dan diikuti oleh kaum awam. Karena pada dasarnya spiritualitas St. Ignatius adalah spirit kerasulan awam yang kemudian menjadi pastur dan sekaligus pendiri ordo SJ. Spiritualitas Ignatian adalah cara untuk berdoa, pendekatan untuk membuat keputusan, dan kesadaran akan Allah yang aktif bekerja di dunia dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Spiritualitas Ignatian menemukan Tuhan dalam pengalamannya sendiri, dalam hubungan manusia, ciptaan, kehidupan sakramental dan komunitas.

Kegiatan pembiasaan, Refleksi Mingguan

Kegiatan Pembiasaan di Rumah
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan Examen Conscientiae (pemeriksaan kesadaran/refleksi) menurut St. Ignatius Loyola:
- Hening dihadirat Tuhan dan bersyukur atas seluruh hari ini. Aku menyadari bahwa Tuhan memandangku penuh kasih.
- Memohon rahmat untuk dapat melihat gerakan-gerakan yang dominan muncul dalam hidupku hari ini
- Melihat seluruh pengalamanku hari ini untuk menemukan Allah dalam segala hal. Kuingat pengalaman yang mengesankan, membahagiakan, memberikan semangat, menghibur. Juga pengalaman yang menyusahkan, menyedihkan, menggelisahkan dan membuatku kering. Meneliti gerakan-gerakan, doroangan yang muncul dalam pengalaman tersebut. Bagaimana gerakan roh baik dan roh jahat atau diriku sendiri dalam pengalaman itu? Gerakan itu membawaku kemana? Lebih mendekatkan kepada Allah dan tujuan aku diciptakan atau menjauhkanNya? mengapa? bagaimana tanggapanku terhadap gerakan itu? apakah aku puas? bagaimana aku sampai mengikuti gerakan-gerakan itu? bagaimana perasaanku?
- Bersukur atas hal-hal baik dan memohon untuk lebih baik lagi. Meresapkan bagaimana roh baik bekerja pada diriku hari ini, sehingga besok pagi aku lebih peka. Memohon ampun atas hal-hal yang tidak baik. Melihat sebab-sebabnya dan mencoba besok untuk tidak berbuat hal itu lagi. Melihat kembali bagaimana Roh jahat bekerja dan memengaruhi, melihat tipu dayanya untuk lebih waspada besok pagi. Setelah itu membuat niat untuk waktu selanjutnya.
- Berterima kasih kepada Allah atas kesadaran hari ini dan memohon berkat untuk niatku selanjutnya.
Maka berkaitan dengan tuntunan tersebut, para guru, karyawan dan para siswa SMP STRADA BUDI LUHUR selalu diajak untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan menuliskan diakhir pekan. Kemudian dari refleksi tersebut, setiap individu membuat aksi atas perbaikan diri yang akan dilaksanakan. Mengapa refleksi penting? karena dengan refleksi, membiasakan diri untuk mengenali gerak Roh, serta membimbing hati dan pikiran untuk melakukan pembenahan kearah yang lebih baik dan lebih mendalam dengan bantuan dan penyertaan Tuhan. Dalam Refleksi ada pemeriksaan batin, mana yang lebih dominan, apakah itu baik atau buruk. Jika baik terus ditingkatkan namun jika buruk memperbaikinya diesok hari.

Berbagi kepada sesama

Berbagi kepada sesama
Selain refleksi, para siswa juga diajak untuk melakukan aksi atas bukti nyata sebagai tindakan yang kongkret untuk sesama. Aksi tersebut dinamakan “AKSI 24”. Angka 24 merujuk pada hari ulang tahun Perkumpulan Strada yang jatuh pada tangga 24 Mei 1924. Aksi ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya menabung kemudian hasilnya disumbangkan ke orang yang lebih membutuhkan, membantu teman yang mengalami hambatan dalam keuangan sekolah, kuota internet, membagikan sembako ke tukang ojek, penarik becak, penambal ban, dll. Lebih-lebih pada saat situasi pandemi ini. Kegiatan tersebut, ingin mengajak dan mengajarkan kepada setiap anak untuk saling berbagi kepada sesama yang membutuhkan apabila kita secara individu memiliki barang, makanan yang lebih. Aksi peduli ini terus ditumbukan ke para siswa supaya kelak dia juga memiliki kepedulian yang lebih kepada sesama. Lebih daripada itu, kepedulian juga ditumbuhkan tidak hanya kepada sesama saja namun juga terhadap lingkungan. Maka sekolah Strada Budi Luhur memiliki jargon “Sekolah Ekologis dan Berkarakter”. Berikut berita terkait soal Ekologi:
Semoga niat-niat baik ini selalu dimudahkanNya dan demi lebih besarnya Kemuliaan Tuhan. Salam AMDG. (Tius)
Recent Comments